BAHASA INDONESIA DALAM ERA GLOBAL
Oleh:
Rahman Hidayat Syahputra
201310340311201
Teknik Sipil 3E
Pengertian
Bahasa Indonesia dalam Era Global
Bahasa Indonesia
adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik Indonesia. Penggunaan bahasa
Indonesia diresmikan setelah proklamasi kemerdekaan bersamaan dengan mulai
berlakunya konstitusi. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah, bahasa asing maupun kata-kata yang tercipta dari
lingkungan sekitar. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga
Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa pokok bagi kebanyakan warga
Indonesia. Sebagian besar menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di
Indonesia sebagai bahasa pokok. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan
sangat luas di perguruan-perguruan, media massa, sastra, perangkat lunak,
surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya.
Global bisa berarti mendunia,
sehingga makna dan definisi dari global itu sendiri sangatlah luas. Ada banyak
kata yang dikaitkan dan berhubungan dengan global karena makna global tersebut
sangat umum. Namun dalam konteks kali ini kata global lebih cenderung diartikan
sebagai suatu proses interaksi antar individu, antar kelompok, dan antar negara
atau internasional dalam hal bahasa komunikasi, terutama Bahasa Indonesia.
Indonesia
adalah negara kepulauan dengan ratusan suku yang memiliki ribuan bahasa ibu dan
budayanya. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang digunakan untuk
menyatukan dan mempermudah komunikasi antarsuku yang ada di Indonesia. Namun
saat ini banyak terjadi pergeseran makna yang mulai meruntuhkan kekukuhan
bahasa Indonesia. Keberadaan bahasa Indonesia mengalami banyak perkembangan
dari sejak awal terbentuknya hingga saat ini karena keterbukaannya.
Dampak
Bahasa Indonesia
Ada dua fenomena yang terjadi saat ini yang berkaitan dengan
bahasa Indonesia, yaitu fenomena yang bersifat positif maupun fenomena yang bersifat
negatif.
v Fenomena Positif
Bahasa
Indonesia telah berkembang dengan baik di kalangan masyarakat. Terbukti dengan
digunakannya bahasa Indonesia oleh para orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
Dengan demikian, anak-anak menjadi terlatih menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan di masa depan mereka memiliki keterampilan berkomunikasi menggunakan
bahasa Indonesia.
Kita
harus bangga dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam produk-produk
perusahaan luar negeri, baik dalam kemasannya, prosedur penggunaannya, maupun
keterangan produk yang dihasilkan. Mereka melakukan hal ini untuk mempermudah
promosi, sehingga produk mereka laku dipasarkan di Indonesia.
Dari
contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan bahasa Indonesia diakui oleh
masyarakat Internasional khususnya para pengusaha asing.
v Fenomena Negatif
Seiring dengan
berkembangnya zaman, banyak ditemukan perkembangan bahasa yang menyimpang dari
kaidah bahasa Indonesia, seperti munculnya bahasa gaul, bahasa komunikasi
kelompok bermain atau bahasa prokem, bahasa SMS dan bahasa yang sedang banyak
dibicarakan belakangan ini yaitu bahasa gaul (Alay).
Bahasa Alay
merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas Alay. Fenomena bahasa
alay menjadi menarik, karena tidak semua orang mau menerima bahasa Alay ini.
Bahasa Alay sering digunakan oleh komunitas tersebut dalam SMS, atau status di
Facebook dan Twitter.
Munculnya bahasa
Alay juga merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa Indonesia
dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang.
Karena remaja sekarang sering menggunakan bahasa Alay dalam berkomunikasi baik
secara lisan maupun tulisan, menyebabkan para remaja menjadi sulit menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak dari mereka yang lancar dalam
penggunaan bahasa Alay, tetapi sangat kesulitan dalam berbahasa Indonesia.
Kondisi Bahasa
Indonesia di Era Global
Pada
masa ini, kesadaran untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan
remaja mulai menurun, mereka lebih senang menggunakan bahasa gaul daripada
bahasa Indonesia. Fenomena seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi, karena
hal ini dapat merusak kebakuan dan merancukan bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia harus tetap berkembang, walaupun diterpa oleh kemunculan
bahasa-bahasa asing dan bahasa pergaulan.
Kita
seharusnya malu jika tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik,
karena kita pemiliknya. Sekarang ini, kita cenderung menyepelekan dan
mencampuradukkannya dengan bahasa daerah, seperti mencampurnya dengan bahasa
Jawa. Fenomena ini sering kali kita jumpai dalam pergaulan sehari-hari,
contohnya di sekolah, saat jam pelajaran kita menggunakan bahasa Indonesia,
tetapi saat kembali bercengkerama dengan teman-teman, kita lupa akan bahasa
Indonesia.
Jadi, sebaiknya antara bahasa
daerah dan bahasa Indonesia harus berkembang seimbang, agar peran bahasa
Indonesia di era global ini diakui dan tetap berdiri tegak di bumi Indonesia.
Bahasa gaul, bahasa prokem, bahasa Indonesia yang mengalami penginggrisan harus
dapat ditekan dan hanya sebatas untuk komunikasi pergaulan. Oleh karena itu,
bahasa Indonesia dalam konteks kebudayaan nasional merupakan komponen yang
paling representatif dan dominan, termasuk upaya melanggengkan kesatuan bangsa.
Dari uraian di atas, setidaknya hal
yang perlu diingat adalah hanya bahasa Indonesialah yang mampu mendekatkan
sekaligus menyatukan berbagai etnis di Indonesia, sehingga mereka dapat
berkomunikasi dengan lancar dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia
bukanlah satu-satunya lambang identitas kebangsaan di NKRI.
Dengan demikian, maka kita sebagai
generasi penerus bangsa kita harus mampu mempertahankan bahasa Indonesia dan mengembangkannya
menjadi lebih baik lagi, bukannya menjatuhkan bahasa Indonesia dengan saling
mencampur adukkan bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa lain seperti bahasa
daerah atau bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar